Skip to main content

Orange Chiffon Cake



 
Selamat pagi :)

Hari ini dipaksa-paksain semangat dulu karena minggu depan bakalan ada long weekend... :D

Seperti biasa, wiken kemarin nyoba-nyoba resep yang agak beda dari resep keseharian. Akan tetapi, berhubung sejak Sabtu rada sibuk ke rumah saudara dan begitu kembali  malah sakit sampai saat ini, resep yang dicoba cuma ada dua biji! Biasanya kalo semangat bisa nyoba empat sampe lima resep. Gak percaya? Silakan mampir aja ke rumah aku pada hari Sabtu atau Minggu. Alasan apa aja diterima kok, misal 'kok motor saya pengen ngarah ke sini ya?'
*^^*




Begitulah, semangat dan kesadaran aku buat belajar masak dan baking baru muncul setelah punya anak, lebih tepatnya ketika harus mulai mempelajari resep MPASI rumahan dari salah satu milis. Sama sekali bukan prestasi yang membanggakan. Better late than never, kan? Jadi, walau resep yang aku coba tergolong mudah-mudah dan udah banyak yang bisa, aku tetep pede nge-post hasil kerja itu di blog sebagai catatan hasil eksperimen buat dokumentasi yang mudah diakses (kalo punya internet :D) dan sebagai bahan pembelajaran juga buat semua yang baru aja pengen akrab ama dapur. Sama-sama belajar, sama-sama disayang keluarga. Siippp :)

Seperti yang aku ceritain di atas, wiken ini ada dua resep yang aku coba. Yang pertama resep dari hasil kursus cake dasar di Toko Jojo Bintaro yang diadakan NCC tanggal 15 September kemarin dan yang kedua Orange Chiffon Cake, dessert dari resep NCC.






Resep yang aku eksekusi dari kursus kurang lebih tiga minggu yang lalu itu adalah brownies kukus. Bagi sebagian orang cake ini pasti sudah sangat biasa. Sayangnya, hal sebaliknya terjadi sama aku :D. Kalo nge-baking, hasilnya sering gagal. Karena berulang kali gagal dan masih belum menemukan pencerahan yang tepat, aku jadi trauma baking. Jadi, karena trauma inilah, aku usahakan ngeluangkan waktu buat kursus cake dasar yang diadakan NCC di salah satu toko bahan kue di Bintaro tersebut.

Pada kursus selama kurang lebih empat jam tersebut, Bu Eka Arei mengajarkan kita tips dan trik yang benar saat nge-baking. Salah satu resep yang diajarkan oleh Beliau ada brownies kukus. Dari keenam cake yang diajarkan hari itu, resep ini masuk kategori yang paling sulit dan Beliau menyarankan agar eksekusi di rumah nantinya terlebih dahulu mempraktikkan resep ini. Sayangnya, ada aja yang bikin eksekusi brownies kukusnya mundur melulu (alasan aja deh :P), mulai dari stok bahan kue belum lengkap, ngeliat resep lain dari majalah yang lebih mudah dibuat, sampai keinginan buat main-main dulu sama si kecil.

Dan sudah bisa ditebak, baking-nya baru dilaksanakan tiga minggu kemudian hehehehe. Semua tips dan trik dari Bu Eka Arei dilaksanakan dengan baik demi hasil yang maksimal. Hasilnya, alhamdulillah! Brownies kukusnya gak bantat, enak, empuk dan lezat. Bahkan suami aja memuji saking lembut dan enaknya (suami trauma kali ya makan kue yang bantat melulu :D). Terbayar deh rasa lelah ngaduk adonan yang banyak dan lumayan berat (lengannya jarang dilatih sih :D). Makasih banyak buat Bu Eka yang udah bikin aku bisa memberikan cake lezat dengan tangan sendiri.

Berhubung kemarin hasil brownies kukusnya langsung habis dan gak sempat dijepret, jadi laporan buat apdetan blog kali ini cuma satu dan masih berdasarkan resep dari NCC. Sebenernya, resep ini juga resep yang udah lama pengen aku coba karena sepertinya mudah, hasilnya cantik, dan rasanya seger karena menggunakan jeruk. Setelah cuma di-bookmark sekian lama dan menunda pembuatannya hanya karena belum menemukan gelatin dengan sertifikasi halal, akhirnya dengan sumringah luar biasa aku umumkan bahwa, akhirnya aku punya gelatin halal juga! *prok prok prok*
Aku beli gelatin tersebut di sini. Dijamin menyenangkan karena penjualnya cukup cepat menanggapi whatsapp yang dikirimkan.

Kembali ke ree-sep! *Tukul mode:on*
Sesuai namanya dan deskripsi di website NCC, dessert ini sangat lembut. Gak heran sih karena salah satu bahan utama di resep ini adalah krim kocok dari jenis non-dairy. Hasilnya, seger, enak, lembut, dan cantik kayak yang bikin *uhuk*. Cocok banget dimakan siang-siang karena memang sebaiknya disajikan dalam keadaan dingin. Kenapa? Hal ini dikarenakan dessert ini menggunakan mentega sebagai bahan dasar pie dan tidak dipanggang. Jadi, kalau kelamaan di suhu ruang, pie akan terasa lengket karena mentega mudah sekali meleleh. Kalau tidak ingin pie mudah meleleh seperti kejadianku, bisa digantikan sebagian atau seluruh mentega dengan margarin. Tetapi, tetap aja dibiarkan di dalam lemari es hingga sesaat sebelum dikonsumsi agar lebih seger.

Berikut resepnya ya...



ORANGE CHIFFON CAKE
by: Fatmah Bahalwan NCC


 Bahan Kulit:
- 150 gram mentega
- 3 sdm gula pasir
- 250 gram biskuit kraker (aku pake Marie Regal)
- 75 ml susu cair

Cara Membuat Kulit Pie:
1. Siapkan cetakan pie ukuran 24 cm.
2. Campur semua bahan jadi satu, masukkan ke dalam loyang pie, ratakan tipis. Dinginkan di dalam freezer.

Bahan Isi:

Bahan A:
- 20 gram gelatin
- 50 gram air hangat

Bahan B:
- 200 ml non-dairy whipped cream
- 1/2 sdt vanili

Bahan C:
-1 butir telur
- 75 gram gula kastor

Bahan D:
- 50 ml sunquick jeruk manis (bisa diganti dengan jus jeruk kemasan rasa jeruk manis lainnya)
- 75 ml air es
- 1 sdt kulit jeruk sunkist
- 1 sdm air jeruk sunkist
- 1/2 sdt pasta jeruk

Cara Membuat Bahan Isi:
1. Campur bahan A, tim  hingga bening.
2. Kocok bahan B hingga kaku. Kocok bahan C hingga gula larut. Aduk bahan D hingga rata.
3. Satukan adonan A, B, C, dan D, aduk rata. Tuang ke dalam kulit pie. Dinginkan dalam kulkas hingga saat disajikan.




Mudah kan ya? Selamat mencoba ya :)



Comments

  1. Mb mau tanya donk itu telornya masih mentah ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, mba. Benar, mba, adonannya tidak dipanggang lagi. Masih mentah telurnya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nasi Bakar ala Bu Fatmah Bahalwan NCC

Pertama kali lihat postingan resep Nasi Bakar ini, bawaannya kebayang-bayang terus dan pengen bikin. Alasannya, aku suka banget nasi bakar! Ada aroma daun pisang, aroma bakaran dan rasa gurih dari lauknya itu bikin lidah ketagihan. Karena itu, ketika menemukan link berisi resep ini, aku langsung catat bahan dan cara membuatnya di agenda masakan tercintaaah (sebenernya sih buku agenda buat kerjaan kantor, disalahgunakan ini ceritanya :D). Mencatat resep di buku tulis itu ada kebahagiaan tersendiri. Selain bisa jadi koleksi (haiah *ga penting), mempermudah liat resep pas masak ketika hape harus di-charge dulu, juga membantu pemahaman langkah pengerjaan. Ok, kembali ke resep. Yang bikin aku memilih resep ini adalah resep ini dari Bu Fatmah Bahalwan NCC. Hohoho. Beliau sudah terkenal di dunia masak-memasak lho. Dan aku, sebagai salah satu fans berat beliau, gak ragu sama kelezatan resep yang pernah disusun beliau. Semangat ini juga makin menggebu-gebu ketika mbak Hesti nge-posting re

Kentang Goreng Tepung

Setelah hampir sebulan nganggur di draft, akhirnya bisa di- publish juga :D *kelamaan memastikan detil resep* Majalah Sedap kembali dengan resep praktis dan gak pake bahan banyak. Halaman belakang majalah edisi bulan Agustus kemarin tersebut diisi dengan resep pilihan yang dijamin mudah untuk dibuat. Salah satunya Kentang Goreng Tepung ini. Meskipun jenis olahan french fries lebih dikenal dan disukai, kentang goreng dengan potongan wedges ini dijamin gak akan mengecewakan. Yang khas dari kentang goreng ini adalah renyahnya. Karena berbalut tepung, kentang ini sangat renyah. Bahkan kerenyahannya bertahan hingga kondisinya tidak lagi hangat. Disajikan dengan saus cocolan ataupun tidak, tetap saja cemilan ini bakalan memanjakan lidah keluarga di rumah. Kriuk-kriuk gurihnya bikin siapa aja akan berkesimpulan one is never enough .   Punya stok kentang? Yuk, buruan dimasak dengan resep yang aku tulis ulang dari majalah Sedap ini :) KENTANG GORENG TEPUNG sumber:

OVEN dan ovenku (KIRIN 200-RA)

Oven adalah peralatan dapur yang wajib dimiliki kalo mau belajar baking , khususnya kalo mau bikin sesuatu yang dipanggang. Peralatan tempur baking yang satu ini juga punya beberapa jenis, yaitu: Oven Tangkring (otang) Oven ini mungkin paling tersohor di dunia per- baking -an :D. Gimana enggak, sejak jaman masih kecil banget sampe sekarang, aku masih sering nemu toko yang ngejual oven yang satu ini. Gak jarang juga ibu-ibu yang pada pinter masak di blog-blog yang aku baca mengakui sendiri mereka juga menggunakannya. Kalo ditanya alasan kenapa banyak orang suka banget (dan bahkan jatuh cinta) dengan oven ini, pada umumnya adalah oven ini murah dan gak pake listrik. Memang bener kalo oven ini praktis banget, tapi kelemahannya juga patut dipertimbangkan. Jika menggunakannya di atas kompor gas, ovennya harus diganjal dulu, terkadang panasnya tidak merata, dan sulit menentukan temperatur dengan benar (bahkan kadang pengukur suhu yang ada bisa salah).   Oven Gas Bi