Skip to main content

Japanese Cheese Cake



Japanese Cheese Cake atau yang lebih dikenal dengan singkatan JCC adalah salah satu cake yang tricky bagiku.

Sejauh ini sudah 5 kali mencoba dan mengalami berbagai hal yang setidaknya menambah ilmu. Pertama kali mencoba karena tertarik JCC nya mbak Ricke yang cantik dan mulus banget pinggirannya. Saking penasarannya pada saat itu, dibeli deh loyang bulat bongkar pasang hanya demi memuaskan keingintahuan. Padahal ya, JCC ini juga bisa dipanggang di loyang biasa saja.

JCC pertamaku nyaris bisa dikatakan gagal. Campuran putih telur kocok dan adonan keju kurang rata sehingga tidak homogen. Selain itu, pinggirannya juga sama sekali gak cantik, berantakan banget. Hal ini karena ak belum paham bagaimana menata kertas roti untuk bagian samping loyang. Selain adonan yang tidak homogen dan pinggiran yang berantakan, masalahnya juga ada di penggunaan oven. Satu setengah jam, tapi bagian permukaan JCC belum juga berwarna coklat.

Trauma dong bikin JCC nya.

Akan tetapi, rasa penasaran itu kembali muncul karena sering liat posting-an mba Juliani Oktavia di beranda fesbuk. Beliau memang sangat sering posting pesanan yang kebanyakan pada saat itu berupa JCC. Setelah konsultasi banyak melalui inbox (belum pernah ketemu tapi mba Joe bersedia menjawab pertanyaan dengan sangat sabar), akhirnya ketemu deh solusi dan trik untuk menaklukkan JCC melalui oven listrik berkapasitas kecilku.


Sedikit info buat temen-temen yang masih penasaran menaklukkan JCC:

1. Pastikan adonan putih telur dan adonan keju+kuning telurnya benar-benar homogen.

2. Semir tipis bagian dasar loyang dengan margarin. Beri kertas roti (cukup bagian dasarnya saja) dan semir tipis juga kertas roti tersebut. Bagian samping loyang dibiarkan tanpa kertas roti juga tidak mengapa. Setelah matang dan dibiarkan dingin, JCC akan menyusut dan terkelupas sendiri dari bagian samping loyang.

3. Selalu gunakan aluminium foil sebagai pelapis loyang pada saat memanggang.
Meskipun loyang yang dipakai bukan loyang bongkar pasang, pastikan loyang yang berisi adonan dilapisi aluminium foil. Pemanggangan dengan teknik au bain marie memiliki risiko yaitu masuknya air ke dalam loyang yang menyebabkan bagian dasar kue lembab atau bahkan bantat.

4. Pastikan air yang digunakan untuk merendam loyang berisi adonan adalah air panas. Terutama saat air tersebut dituangkan untuk menambah air di dalam oven yang sudah mulai habis/kering.

5. Menggunakan oven listrik? Tipsnya adalah gunakan api bawah saja selama 50 menit dan kemudian ganti ke api atas selama kurang lebih 15 menit atau sampai kecoklatan sesuai yang diinginkan.

Intinya, jangan takut mencoba ya. Gagal itu biasa dan tetap semangat menaklukkan JCC ya ^^




Oya, selain catatan tersebut, aku tampilkan juga resep JCC andalanku. Biasanya memang memakai loyang bulat berdiameter 18 cm saja. Resep JCC juga pada umumnya sama yaitu dari Yasaboga. Hanya saja, aku pribadi sudah klop dengan resep hasil modifikasi mbak Nina berikut ini.

Silakan dicoba di rumah ya...

JAPANESE CHEESE CAKE
sumber asli: Yasaboga
modifikasi : mbak Nina

Bahan A:
- 125 cream cheese suhu ruang
- 20 gram butter
- 60 gram whipcream
- 50 gram keju cheddar parut

Bahan B:
- 30 gram tepung terigu serbaguna
- 20 gram maizena
- 3 kuning telur
- 1 sdt kulit jeruk lemon parut (aku gak pake)
- 1 sdt perisa vanilla

Bahan C:
- 3 putih telur
- 70 gram gula kastor (boleh diganti dengan gula pasir)
- 1 sdt air jeruk lemon (bisa digantikan dengan air jeruk nipis)

Bahan D (Topping):
- selai strawberry
- buah strawberry segar
- whipped cream bubuk + air (kocok sesuai aturan kemasan)


Cara Membuat:
1. Panaskan oven di suhu 160-175 derajat celcius.
2. Siapkan loyang bulat berdiameter 18 cm. Semir tipis bagia dasar dengan margarin, tutupi dengan kertas roti, semir tipis juga permukaan kertas roti tersebut. Lapis bagian luar loyang dengan aluminium foil hingga menutupi setengah dari tinggi loyang. Sisihkan.
3. Aduk perlahan bahan A sambil dimasak di atas api kecil hingga seluruh bahan larut. Matikan api.
4. Masukkan (bahan B) terigu dan maizena sambil diayak ke adonan keju. Aduk rata. Masukkan kuning telur, kulit jeruk lemon, dan perisa vanilla, aduk asal rata. Sisihkan.
5. Dalam wadah terpisah (Bahan C), kocok putih telur menggunakan speed 1 hingga berbuih. Masukkan air jeruk lemon dan gula pasir secara bertahap dan kocok kembali hingga membentuk soft peak.
6. Ambil kurang lebih 1/3 adonan putih telur ke adonan keju dan aduk hingga benar-benar rata. Setelah teknis pancingan tersebut, masukkan keseluruhan adonan keju+putih telur ke adonan putih telur yang tersisa. Aduk cepat  dan hingga rata.
7. Tuang adonan yang telah homogen ke dalam loyang. Panggang di atas loyang tambahan berisi air panas selama 60-80 menit (50 menit menggunakan api bawah, 15 menit menggunakan api atas).
8. Setelah  matang, biarkan dingin di suhu ruang hingga JCC mengerut. Keluarkan dari loyang dan pastikan JCC telah dingin ketika akan dihias dengan menggunakan bahan D.


Nitta Sestra Afdya - Tangerang Selatan, 5 Oktober 2014 -


Add caption

Comments

  1. Halo sis mau tnya knp ya jcc ku kalo dipotong gk mulus dan krg padat/kokoh, spti msh basah tp padatnya krna ud msk kulkas semalaman. Kira2 kalo mslh kaya aku krna apa ya. Krna pakai teknik au bain marie, jcc jd kliatan lbh basah, tp knp punya sis lbh padat ya, dan rapi pas dipotong. Hehe thankyou

    ReplyDelete
  2. Jika hasilnya basah, kemungkinan airnya ada yang merembes ke dalam loyang adonan, mbak. Teknik au bain marie memang berisiko seperti itu. Hanya saja mba Sinthia bisa mencegahnya dengan melapisi loyang dengan aluminium foil. Kalau aluminium foilnya dirasa tipis, bisa dilapis 2 atau 3 kali, mbak. Gak perlu tinggi, asalkan cukup untuk melapisi dasar loyang yang bersentuhan dengan air saja.

    Semoga membantu, mba Sinthia :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nasi Bakar ala Bu Fatmah Bahalwan NCC

Pertama kali lihat postingan resep Nasi Bakar ini, bawaannya kebayang-bayang terus dan pengen bikin. Alasannya, aku suka banget nasi bakar! Ada aroma daun pisang, aroma bakaran dan rasa gurih dari lauknya itu bikin lidah ketagihan. Karena itu, ketika menemukan link berisi resep ini, aku langsung catat bahan dan cara membuatnya di agenda masakan tercintaaah (sebenernya sih buku agenda buat kerjaan kantor, disalahgunakan ini ceritanya :D). Mencatat resep di buku tulis itu ada kebahagiaan tersendiri. Selain bisa jadi koleksi (haiah *ga penting), mempermudah liat resep pas masak ketika hape harus di-charge dulu, juga membantu pemahaman langkah pengerjaan. Ok, kembali ke resep. Yang bikin aku memilih resep ini adalah resep ini dari Bu Fatmah Bahalwan NCC. Hohoho. Beliau sudah terkenal di dunia masak-memasak lho. Dan aku, sebagai salah satu fans berat beliau, gak ragu sama kelezatan resep yang pernah disusun beliau. Semangat ini juga makin menggebu-gebu ketika mbak Hesti nge-posting re

Kentang Goreng Tepung

Setelah hampir sebulan nganggur di draft, akhirnya bisa di- publish juga :D *kelamaan memastikan detil resep* Majalah Sedap kembali dengan resep praktis dan gak pake bahan banyak. Halaman belakang majalah edisi bulan Agustus kemarin tersebut diisi dengan resep pilihan yang dijamin mudah untuk dibuat. Salah satunya Kentang Goreng Tepung ini. Meskipun jenis olahan french fries lebih dikenal dan disukai, kentang goreng dengan potongan wedges ini dijamin gak akan mengecewakan. Yang khas dari kentang goreng ini adalah renyahnya. Karena berbalut tepung, kentang ini sangat renyah. Bahkan kerenyahannya bertahan hingga kondisinya tidak lagi hangat. Disajikan dengan saus cocolan ataupun tidak, tetap saja cemilan ini bakalan memanjakan lidah keluarga di rumah. Kriuk-kriuk gurihnya bikin siapa aja akan berkesimpulan one is never enough .   Punya stok kentang? Yuk, buruan dimasak dengan resep yang aku tulis ulang dari majalah Sedap ini :) KENTANG GORENG TEPUNG sumber:

OVEN dan ovenku (KIRIN 200-RA)

Oven adalah peralatan dapur yang wajib dimiliki kalo mau belajar baking , khususnya kalo mau bikin sesuatu yang dipanggang. Peralatan tempur baking yang satu ini juga punya beberapa jenis, yaitu: Oven Tangkring (otang) Oven ini mungkin paling tersohor di dunia per- baking -an :D. Gimana enggak, sejak jaman masih kecil banget sampe sekarang, aku masih sering nemu toko yang ngejual oven yang satu ini. Gak jarang juga ibu-ibu yang pada pinter masak di blog-blog yang aku baca mengakui sendiri mereka juga menggunakannya. Kalo ditanya alasan kenapa banyak orang suka banget (dan bahkan jatuh cinta) dengan oven ini, pada umumnya adalah oven ini murah dan gak pake listrik. Memang bener kalo oven ini praktis banget, tapi kelemahannya juga patut dipertimbangkan. Jika menggunakannya di atas kompor gas, ovennya harus diganjal dulu, terkadang panasnya tidak merata, dan sulit menentukan temperatur dengan benar (bahkan kadang pengukur suhu yang ada bisa salah).   Oven Gas Bi