Skip to main content

Pempek Palembang




Kali ketiga bikin pempek. Dan kali ini atas permintaan suami tercintah yang sepertinya jatuh hati sama pempek yang udah dimasak sebelumnya. Pempek kenyal namun tetap lembut ketika digigit dan dipadukan dengan cuko yang rasanya sangat enak bahkan sudah sangat mirip dengan rasa cuko pempek dari merk terkenal yang sering dijadikan oleh-oleh khas dari kota sungai Musi ini.

Resep pempek yang udah beberapa kali aku coba ini adalah resepnya mbak Ricke. Resep yang sangat pas dengan selera keluargaku. Pertama kali nyoba, pempeknya keras :D. Dan penyebabnya adalah ketidakpedeanku menghadapi adonan yang masih lengket dan nekat mencampurnya dengan terigu. Jadi, adonan yang masih lengket di tangan itu wajar. Hanya saja, untuk meminimalkannya, adonan atau tangan kita diberi sedikit tepung sagu. Adonan yang terlalu banyak tepung sagu tidak akan keras hanya saja pempek yang dihasilkan menjadi lebih kenyal.




Meskipun resep pempeknya dari mbak Ricke, untuk resep cukonya sendiri berdasarkan resep mbak Hesti yang sedikit aku modifikasi dengan penambahan air. Resep cuko yang diberikan mbak Hesti memang gak disertai takaran pas. Takaran bahan cuko yang aku cantumkan di post ini adalah hasil coba-coba yang disesuaikan dengan lidah keluargaku. Buat yang pengen nyoba, silakan dites icip sebelum disajikan ya. Mana tau aja kurang pas sama takaranku. Maklum pemula :D

Oh iya, mengenai cara membentuk pempek kapal selam, bisa dipelajari si blog mbak Ricke ya. Sebenarnya ada banyak jenis pempek. Berhubung aku rada males ngebentuk menjadi beragam jenis, semua pempekku dibentuk bulat sebesar bakso aja. Tinggal rebus, tiris, stok atau langsung digoreng *emak-emak males repot* :) Bagaimanapun, rasanya tetep numero uno tanpa perlu bahan penyedap tambahan ^^

Resepnya aku tulis kembali di bawah ini ya. Aku gunakan setengah resep dari resepnya mbak Ricke.




PEMPEK PALEMBANG

Bahan pempek (sumber: mbak Ricke)
Bahan A:
- 25 gram terigu serbagunan
- 100 ml air
- 2 siung bawang putih, haluskan
- 2 sdt garam
- 1 sdt gula
- 1 sdm minyak makan

Bahan B:
- 500 gram tenggiri, di-fillet, haluskan (bisa dengan bantuan chopper), dan simpan dalam freezer
- 1 butir telur
- 100 ml air
- 500 gram tepung sagu

Bahan cuko (sumber:mbak Hesti):
- 1 sdm ebi
- 4 siung bawang putih
- 5 buah cabe rawit merah
- 250 gram gula merah
- 100 ml air
- 1 sdt air jeruk nipis
- 2 sdt air cuka
- 1/2 sdt garam
- tongcai (aku gak pake)

Bahan Pelengkap:
- Timun, potong dadu

Cara membuat:
1. Bahan A: Campur terigu, air, bawang putih, garam, dan gula. Aduk rata. Masak di api kecil sampai rata. Masukkan minyak makan dan diamkan dalam lemari es selama kurang lebih 30 menit.
2. Bahan B: Campur tenggiri yang telah dihaluskan dan masih dalam keadaaan dingin dengan telur dan air, aduk rata. Masukkan bahan A dan aduk hingga tercampur rata dengan menggunakan tangan. Tambahkan tepung sagu sedikit demi sedikit sampai adonan sudah bisa dibentuk. Bentuk sesuai selera (nitta: aku cuma ngebentuk pempeknya sebesar bakso). Rebus dalam air mendidih sampai mengapung dan biarkan mengapung selama kurang lebih 5 menit. Tiriskan. Pempek siap digoreng atau disimpan sebagai stok.
3. Bahan cuko: Haluskan ebi, bawang putih, dan cabe rawit merah. Sementara itu, rebus dengan api kecil air dan gula merah. Setelah gula merah mencair semua, masukkan bumbu halus (ebi+bawang putih+cabe rawit merah), aduk rata. Tambahkan air jeruk nipis dan cuka, aduk rata dan biarkan hingga mendidih. Matikan api. Cuko siap dinikmati.

catatan:
Dalam resep aku mencantumkan tepung sagu sebanyak 500 gram, kalau dengan 400 gram sudah merasa cukup dan bisa dibentuk atau jika menginginkan pempek yang lebih kenyal dengan menambahkan tepung sagu lebih banyak, silakan aja ya :)



Comments

Popular posts from this blog

Nasi Bakar ala Bu Fatmah Bahalwan NCC

Pertama kali lihat postingan resep Nasi Bakar ini, bawaannya kebayang-bayang terus dan pengen bikin. Alasannya, aku suka banget nasi bakar! Ada aroma daun pisang, aroma bakaran dan rasa gurih dari lauknya itu bikin lidah ketagihan. Karena itu, ketika menemukan link berisi resep ini, aku langsung catat bahan dan cara membuatnya di agenda masakan tercintaaah (sebenernya sih buku agenda buat kerjaan kantor, disalahgunakan ini ceritanya :D). Mencatat resep di buku tulis itu ada kebahagiaan tersendiri. Selain bisa jadi koleksi (haiah *ga penting), mempermudah liat resep pas masak ketika hape harus di-charge dulu, juga membantu pemahaman langkah pengerjaan. Ok, kembali ke resep. Yang bikin aku memilih resep ini adalah resep ini dari Bu Fatmah Bahalwan NCC. Hohoho. Beliau sudah terkenal di dunia masak-memasak lho. Dan aku, sebagai salah satu fans berat beliau, gak ragu sama kelezatan resep yang pernah disusun beliau. Semangat ini juga makin menggebu-gebu ketika mbak Hesti nge-posting re

Kentang Goreng Tepung

Setelah hampir sebulan nganggur di draft, akhirnya bisa di- publish juga :D *kelamaan memastikan detil resep* Majalah Sedap kembali dengan resep praktis dan gak pake bahan banyak. Halaman belakang majalah edisi bulan Agustus kemarin tersebut diisi dengan resep pilihan yang dijamin mudah untuk dibuat. Salah satunya Kentang Goreng Tepung ini. Meskipun jenis olahan french fries lebih dikenal dan disukai, kentang goreng dengan potongan wedges ini dijamin gak akan mengecewakan. Yang khas dari kentang goreng ini adalah renyahnya. Karena berbalut tepung, kentang ini sangat renyah. Bahkan kerenyahannya bertahan hingga kondisinya tidak lagi hangat. Disajikan dengan saus cocolan ataupun tidak, tetap saja cemilan ini bakalan memanjakan lidah keluarga di rumah. Kriuk-kriuk gurihnya bikin siapa aja akan berkesimpulan one is never enough .   Punya stok kentang? Yuk, buruan dimasak dengan resep yang aku tulis ulang dari majalah Sedap ini :) KENTANG GORENG TEPUNG sumber:

OVEN dan ovenku (KIRIN 200-RA)

Oven adalah peralatan dapur yang wajib dimiliki kalo mau belajar baking , khususnya kalo mau bikin sesuatu yang dipanggang. Peralatan tempur baking yang satu ini juga punya beberapa jenis, yaitu: Oven Tangkring (otang) Oven ini mungkin paling tersohor di dunia per- baking -an :D. Gimana enggak, sejak jaman masih kecil banget sampe sekarang, aku masih sering nemu toko yang ngejual oven yang satu ini. Gak jarang juga ibu-ibu yang pada pinter masak di blog-blog yang aku baca mengakui sendiri mereka juga menggunakannya. Kalo ditanya alasan kenapa banyak orang suka banget (dan bahkan jatuh cinta) dengan oven ini, pada umumnya adalah oven ini murah dan gak pake listrik. Memang bener kalo oven ini praktis banget, tapi kelemahannya juga patut dipertimbangkan. Jika menggunakannya di atas kompor gas, ovennya harus diganjal dulu, terkadang panasnya tidak merata, dan sulit menentukan temperatur dengan benar (bahkan kadang pengukur suhu yang ada bisa salah).   Oven Gas Bi