Skip to main content

Fusilli with Mushroom and White Sauce



Late post!
Sebelum minggu ujian kemarin, sempat nyobain resep yang pernah dipost oleh mbak Endang JTT di blog masakan beliau.

Resep yang diadaptasi mba Endang dari buku Beyond Pasta tersebut jadi pilihan karena aku penasaran dengan resep pasta creamy yang enak dan gak bikin eneg. Alasan lainnya adalah di kulkas masih ada stok krim kental yang lumayan banyak (krim berlebih setelah bikin Es Krim Durian kemarin) dan sayang banget kalau gak dihabiskan dalam waktu dekat :D

Kalau di resep yang beliau praktekkan tersebut menggunakan fettucine, pasta yang aku gunakan adalah fusilli. Kalau belum familiar dengan jenis pasta ini, fusilli didefinisikan begini oleh Wikipedia:
 "Fusilli merupakan salah satu pasta yang bentuknya spiral. Fusilli biasanya diolah dengan saus krim dan kacang polong. Fusilli sendiri dapat dihidangkan dengan bahan lainnya seperti daging ayam, sayur-sayuran, sapi dan masih banyak lagi sesuai selera. "

Masalahnya adalah terkadang beli fusilli gak didasarkan pada pertimbangan logis. Kepengen banget nyomot fusilli dari rak adalah karena bentuknya lucu -__-a. Mau diolah apa adalah urusan belakangan, tinggal gugling *ah, daku banget*.

Nah, ya, akhirnya setelah beberapa minggu dibeli, aku olah dengan resep mba Endang. Selain karena bahannya simpel dan mudah disesuaikan, takaran penulis yang aslinya bule itu udah pake satuan gram yang gak ngebingungin. Sebelum nge-olah, udah niat menambahkan kacang polong ke pasta. Entah kenapa, malah lupa akhirnya. Padahal, selain nambah variasi rasa pada pasta, bisa bikin hidangan tambah cantik dilihat sebelum akhirnya disantap.

Hasilnya gimana?
Satu kata: mantap!

Seru banget rasanya. Sama sekali gak eneg. Bahkan untuk suami yang sama sekali gak doyan makanan creamy, pasta ini malah bikin kepengen nambah. Duh ya, kalau gak inget timbangan, pengen nyicipin terus. Sepertinya resep ini bahkan jadi salah satu resep andalan di rumah. Simpel tapi luar biasa enak. Saat dibawa seporsi ke kampus buat icip-cip, temen-temen juga setuju kalau rasanya emang aduhaiii.... *haiah*






Mau nyobain di rumah?
Silakan :)
Ini resep yang aku coba kemarin dengan menyesuaikan bahan yang ada. Sumber aslinya bisa langsung ke blog JTT ya.


FUSILLI WITH MUSHROOM AND WHITE SAUCE
Sumber asli: Just Try and Taste 
dengan modifikasi


Bahan:
- 250 gram fusilli, rebus dalam air mendidih selama 8 menit, tiriskan
- 200 ml krim kental (dairy whipping cream)
- 100 gram keju cheddar parut
- 130 gram jamur kancing (dapet ukuran segini karena menyesuaikan sama berat kemasan jamur kemasan yang dijual :D), tiriskan dari air kemasan dan cuci lalu tiriskan kembali.
- 1 siung bawang putih, cincang halus
- 1 buah bawang bombay ukuran kecil, iris kasar
- 4 lembar daging burger, potong kotak
- 1/2 sdt garam
- 1 sdt gula pasir
- 1/4 sdt merica
- 1/4 sdt kaldu bubuk
- pala bubuk secukupnya (kurang lebih seujung kuku atau 1/8 sdt)
- kayu manis bubuk secukupnya
- 1 sdt oregano (dapat disesuaikan dengan selera)
- minyak untuk menumis
- 30 gram keju cheddar parut untuk taburan

Cara Membuat:
1. Nyalakan api kecil dan panaskan minyak. Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga mulai harum. Masukkan daging burger, masak sebentar sambil diaduk.
2. Tuangkan krim kental dan keju cheddar parut. Masak tetap dengan menggunakan api kecil dan aduk sampai seluruh keju larut.
3. Masukkan jamur, aduk asal rata.
4. Tambahkan bumbu: garam, gula pasir, merica, kaldu bubuk, pala bubuk, dan kayu manis bubuk.
5. Menjelang api dimatikan, masukkan oregano, aduk sebentar hingga agak harum. Matikan api.
6. Penyajian, campurkan fusilli dengan saus dan aduk rata. Sajikan hangat dengan tambahan keju parut.

Nitta Sestra Afdya - 15 Mei 2015


Comments

Popular posts from this blog

Nasi Bakar ala Bu Fatmah Bahalwan NCC

Pertama kali lihat postingan resep Nasi Bakar ini, bawaannya kebayang-bayang terus dan pengen bikin. Alasannya, aku suka banget nasi bakar! Ada aroma daun pisang, aroma bakaran dan rasa gurih dari lauknya itu bikin lidah ketagihan. Karena itu, ketika menemukan link berisi resep ini, aku langsung catat bahan dan cara membuatnya di agenda masakan tercintaaah (sebenernya sih buku agenda buat kerjaan kantor, disalahgunakan ini ceritanya :D). Mencatat resep di buku tulis itu ada kebahagiaan tersendiri. Selain bisa jadi koleksi (haiah *ga penting), mempermudah liat resep pas masak ketika hape harus di-charge dulu, juga membantu pemahaman langkah pengerjaan. Ok, kembali ke resep. Yang bikin aku memilih resep ini adalah resep ini dari Bu Fatmah Bahalwan NCC. Hohoho. Beliau sudah terkenal di dunia masak-memasak lho. Dan aku, sebagai salah satu fans berat beliau, gak ragu sama kelezatan resep yang pernah disusun beliau. Semangat ini juga makin menggebu-gebu ketika mbak Hesti nge-posting re

Kentang Goreng Tepung

Setelah hampir sebulan nganggur di draft, akhirnya bisa di- publish juga :D *kelamaan memastikan detil resep* Majalah Sedap kembali dengan resep praktis dan gak pake bahan banyak. Halaman belakang majalah edisi bulan Agustus kemarin tersebut diisi dengan resep pilihan yang dijamin mudah untuk dibuat. Salah satunya Kentang Goreng Tepung ini. Meskipun jenis olahan french fries lebih dikenal dan disukai, kentang goreng dengan potongan wedges ini dijamin gak akan mengecewakan. Yang khas dari kentang goreng ini adalah renyahnya. Karena berbalut tepung, kentang ini sangat renyah. Bahkan kerenyahannya bertahan hingga kondisinya tidak lagi hangat. Disajikan dengan saus cocolan ataupun tidak, tetap saja cemilan ini bakalan memanjakan lidah keluarga di rumah. Kriuk-kriuk gurihnya bikin siapa aja akan berkesimpulan one is never enough .   Punya stok kentang? Yuk, buruan dimasak dengan resep yang aku tulis ulang dari majalah Sedap ini :) KENTANG GORENG TEPUNG sumber:

OVEN dan ovenku (KIRIN 200-RA)

Oven adalah peralatan dapur yang wajib dimiliki kalo mau belajar baking , khususnya kalo mau bikin sesuatu yang dipanggang. Peralatan tempur baking yang satu ini juga punya beberapa jenis, yaitu: Oven Tangkring (otang) Oven ini mungkin paling tersohor di dunia per- baking -an :D. Gimana enggak, sejak jaman masih kecil banget sampe sekarang, aku masih sering nemu toko yang ngejual oven yang satu ini. Gak jarang juga ibu-ibu yang pada pinter masak di blog-blog yang aku baca mengakui sendiri mereka juga menggunakannya. Kalo ditanya alasan kenapa banyak orang suka banget (dan bahkan jatuh cinta) dengan oven ini, pada umumnya adalah oven ini murah dan gak pake listrik. Memang bener kalo oven ini praktis banget, tapi kelemahannya juga patut dipertimbangkan. Jika menggunakannya di atas kompor gas, ovennya harus diganjal dulu, terkadang panasnya tidak merata, dan sulit menentukan temperatur dengan benar (bahkan kadang pengukur suhu yang ada bisa salah).   Oven Gas Bi